José Mourinho
José Mário dos Santos Mourinho Félix, lebih dikenal dengan nama José Mourinho, (dibaca:
[ʒuˈzɛ moˈɾiɲu] ; lahir di
Setubal,
Portugal,
26 Januari 1963; umur 48 tahun) adalah seorang pelatih
sepak bola asal
Portugal. Ia adalah pelatih
Real Madrid sejak
31 Mei 2010.
Terakhir dari
2 Juni 2008 hingga
30 Mei 2010 ia melatih klub raksasa Italia,
Inter Milan. Di klub itu Mourinho behasil meraih
treble winners. Sebelumnya ia melatih
Chelsea (2004-2007),
F.C. Porto (2002-2004),
U.D. Leiria (2001-2002), dan
S.L. Benfica (2000-2001). Ia telah dua kali membawa Porto dan Chelsea menjadi juara liga serta mengantarkan gelar
Liga Champions dan
Piala UEFA bagi Porto. Ia tiga kali dinobatkan sebagai pelatih sepak bola terbaik dunia oleh
International Federation of Football History & Statistics (2004, 2005, dan 2010).
Mourinho belajar di universitas di Lisboa dan meraih gelar sarjana dalam bidang ilmu olah raga dengan tesis mengenai metodologi persepak bolaan. Mourinho dengan cepat beralih profesi mulai dari mengajar, melatih tim junior dan menjadi penterjemah untuk Bobby Robson pada Sporting Lisboa, kemudian menjadi asisten pelatih ketika ia mengikuti Robson pindah ke FC Porto dan
Barcelona. Di Barcelona, ia menjadi asisten
Louis van Gaal, dan berkat pengalamannya menjadi asisten pelatih Bobby Robson ia dapat menyusun strategi bagi timnya dan karakternya yang kuat dan keras dia dapatkan dari Louis Van Gaal dan kekuatn ke dua pelatih hebat itu menyatu dalam diri Mourinho. Kemudian di tahun 2000 ia kembali ke Lisboa dan menjadi pelatih
Benfica.
Mourinho terkenal dengan komentar-komentarnya yang sangat tajam dan kontroversial. Saat tiba di Chelsea pada 2004, ia menyebut dirinya sebagai "sang istimewa" (
The Special One). Ditambah dengan penampilannya yang bergaya "bintang film", ia kerap menjadi sasaran di halaman utama berita dan gosip. Profilnya menjadi salah satu penghuni patung lilin di Museum Madame Tussaud di
London.
Chelsea
Pelatih Jose Mourinho melatih
Chelsea Pada tahun pertamanya sebagai manajer di Chelsea (2004-2005), Mourinho berhasil menjadikan Chelsea sebagai juara
Liga Utama Inggris setelah masa penantian selama 50 tahun. Pada periode berikutnya, 2005-2006, kembali ia mengantar Chelsea menjadi juara Liga Utama Inggris tanpa kesulitan.
Di tahun ketiga, 2006-2007, Chelsea mengalami banyak cobaan karena cedera serius para pemain utamanya, antara lain kiper utama
Petr Cech, kiper kedua
Carlo Cudicini, kapten
John Terry, serta
Joe Cole, yang semuanya memerlukan istirahat panjang. Namun demikian, pada perode 2006-2007 ini, Mourinho tetap berhasil mengantar Chelsea meraih gelar ganda sebagai juara Piala Carling dan Piala FA.
Pada 20 September 2007, Mourinho tiba-tiba memutuskan untuk meninggalkan jabatannya sebagai pelatih Chelsea melalui "persetujuan bersama" setelah bertemu dengan para petinggi klub. Saya yakin kalau saja pemilik Chelsea cukup sabar untuk menunggu pasti gelar liga champion akan seperyi ke sabaran yang di tunjukan pemilik Inter
Inter Milan
Usai sembilan bulan tidak melatih, pada
2 Juni 2008, Mourinho resmi diangkat sebagai pelatih
Inter Milan menggantikan
Roberto Mancini yang dipecat pada
29 Mei 2008 atau 72 jam sebelum penunjukannya. Oleh
Massimo Moratti dia ditarget juara
Liga Champions UEFA 2009 yang finalnya akan digelar di stadion Olimpico,
Roma,
Italia 27 Mei 2009.
Mourinho memilih
Giuseppe Baresi, seorang mantan pemain Inter era 80-an sebagai asisten pelatih. Dia juga bekerja dengan Rui Faria (pelatih fisik), Silvino Louro (pelatih kiper) dan Andre Villas (asisten pelatih teknik). Tiga orang terakhir ini juga merupakan staf-stafnya selama melatih
Chelsea dan
Porto.
Pada 24
Agustus 2008, Mourinho memenangkan trofi pertamanya bagi Inter di
Piala Super Italia usai menundukkan
AS Roma 6-5 lewat adu penalti setelah berimbang 2-2 selama 120 menit pertandingan normal plus ekstra time.
Tapi ekspektasi
Moratti akan gelar Liga Champions pupus sudah saat Inter kalah agregat 0-2 di babak 16 besar dari
Manchester United pada
11 Maret 2009.
Musim perdana Mourinho musim 2008-09 di
Italia terbilang cukup sukses. Dia sukses mempersembahkan trofi
Seri A Italia sekaligus gelar ke-17 bagi Inter. Atas keberhasilan ini, kontraknya diperpanjang hingga
2012.
Musim 2009-10 bisa dibilang era keemasan Inter dibawah Mourinho. Terlebih,
28 April 2010, timnya sukses menyingkirkan juara bertahan
FC Barcelona di semifinal Liga Champions dengan agregat 3-2. Otomatis hasil itu membawa Inter melaju ke final dan akan menantang
Bayern Munich pada
22 Mei 2010 di
Stadion Santiago Bernabéu. Ini merupakan final pertama
La Beneamata sejak 38 tahun terakhir. Prestasi itu membuat nama Mourinho kian berkibar dan menjadi minat tim-tim elit
Eropa seperti
AC Milan dan
Real Madrid untuk menjadikan dirinya sebagai pelatih di musim depan. Selain Liga Champions, Internazionale berpeluang merebut gelar Coppa Italia dan Serie A.
Trofi Coppa Italia merupakan prestasi pertama dari tiga trofi yang diincar pada musim 2009-10, Mourinho dan anak buahnya sukses mengalahkan
AS Roma pada tanggal
6 Mei 2010 di
Stadion Olimpico. Pada
16 Mei 2010, dia kembali mengantar Inter ke tangga juara
Liga Italia sekaligus mencatat
scudetto Inter yang ke-18 dan dalam lima musim berturut-turut setelah membekap
Siena 1-0 di Artemio Franchi. Di Stadion Santiago Bernabeu pada tanggal 23 Mei 2010, Inter bersama Mourinho mencetak sejarah baru setelah mengalahkan Bayern 2-0 lewat kaki emas Milito pada laga Final Champions. Inter menjadi tim
Italia pertama yang merasakan
Treble Winners.
Real Madrid
Kesuksesan bersama Inter Milan membuat Mourinho ingin pergi dan mencari tantangan lain, tepatnya di
Spanyol. Setelah Presiden Real Madrid memecat
Manuel Pellegrini pada
27 Mei 2010, Florentino Perez resmi mengangkat pelatih kontroversial Jose Mourinho menjadi pelatih tim yang berkandang di Stadion Santiago Bernabeu itu. Pada 31 Mei 2010, Mourinho diperkenalkan sebagai pelatih baru Real Madrid
Kehidupan pribadi
Mourinho dengan anak-anaknya.
Pada tahun
1989, ia menikah dengan Matilde, yang telah dikenalnya sejak masa kanak-kanak. Mereka memiliki dua orang anak: Matilde and José Jr.
Ia dikenal memiliki kepribadian yang kuat, dan komentar-komentar yang pedas pada saat konferensi pers, Mourinho terikat perjanjian iklan di
Eropa dengan
Samsung,
American Express dan perusahaan-perusahaan lain. Biografi resminya menjadi 'best-seller' di Portugal.
José Mourinho juga berperan dalam banyak kegiatan sosial di dunia, seperti proyek remaja untuk anak-anak Israel dan Palestina dan juga program sejenis di negaranya.
[2] Pada
16 Mei 2007, Mourinho pernah ditahan dengan tuduhan melawan petugas polisi saat petugas polisi akan meng
karantina anjingnya.
[3]
Pada
23 Maret 2009 Jose Mourinho meraih gelar
Doctor Honoris Causa dari Universitas Teknik di
Lisbon,
Portugal[4].
Mourinho dirumorkan bercerai dengan istrinya, Matiilde "Tami" Mourinho yang telah memberikannya dua anak, Matilde dan Jose Jr dari bahtera rumah tangga yang sudah didayuh selama 20 tahun. Sejumlah media mewartakan bila mantan pelatih
Chelsea itu sering berbelanja di
Milan sendirian.
Mourinho dinobatkan sebagai pelatih terbaik dunia oleh
FIFA pada
10 Januari 2011 pada Gala Ballon d'Or di
Zurich,
Swiss[5].
Taktik jitu
Namun jika kita berbicara dengan mereka yang pernah bekerja dengan Mourinho, akan sulit menemukan satu orang yang memiliki pandangan negatif terhadapnya.
Seorang mantan pegawai di lingkaran dalam Chelsea menggambarkannya sebagai "seorang pria jantan yang selalu siap mendengar, memberi nasihat dan bantuan, dan seorang pria yang bekerja keras untuk klubnya."
Dan tumpukan kesaksian positif tentang Mourinho ini membuat kritik terhadapnya semakin kurang meyakinkan.
Legenda Argentina dan sekarang manajer tim nasional negara itu menyebut Mourinho "pelatih lengkap" yang " memiliki segalanya: dia tahu bagaimana berbicara dengan para pemain, media, di kamar ganti. Bagi saya dia adalah yang terbaik."
Dan bagi mereka yang memandang pelatih asal Portugal ini secara taktik tidak canggih, sumber di Chelsea yang pernah bekerja dengan Mourinho di Stamford Bridge mengatakan: "Lihat dengan cermat dan anda akan sadar gaya bermain sangat penting bagi Jose.
"Saat dia merebut gelar liga Inggris dua kali dengan Chelsea, dia meraih itu dengan menerapkan permainan sepakbola luar biasa dengan kecepatan dan pemanfaatan lapangan, dan mencetak gol lebih banyak dibanding klub lain di liga.
"Jika permainan sepakbola mengalir tidak memungkinkan -karena kemampuan pemain atau mungkin lawan menghalanginya- anda akan melihat timnya menjadi membosankan."
Dan itu yang terjadi dengan Inter Milan musim tahun ini.
Di tahun pertama banyak pendukung Inter tidak gembira dengan kepemimpinan Mourinho meski klub ini menjadi juara Serie A dan merebut dua piala. Hal ini karena gaya permainan tim di lapangan dan juga karena dia belum bisa membawa klub ini lolos perempat final Liga Champions yang dianggap sebagai gelar suci.
Inter Milan terakhir kali menjuarai Piala Eropa ini pada tahun 1965.
Akan tetapi di musim kompetisi tahun ini, Mourinho berhasil membuat pendukung Inter berubah sikap dan John Foot pengarang buku Calcio, Sejarah Sepakbola Italia, menyebutnya dia kini dianggap dewa di mata pendukung Inter.
Semua itu karena perbaikan prestasi dan permainannya musim.
Penjualan Zlatan Ibrahimovic tahun lalu merupakan titik balik bagi Mourinho, karena dia mempergunakan hasil penjualan itu untuk membeli Samuel Eto'o, Diego Milito dan Wesley Sneijder.
Inter juga mempergunakan taktik 4-3-3 atau 4-5-1 yang lebih cair tahun ini -dan ini menggarisbawahi satu fleksibilitas dalam taktik dan tim yang sering kali tidak dianggap hasil pemikiran Mourinho.
Musim kompetisi tahun ini Inter mencetak gol lebih banyak daripada klub lain di Serie A, dengan rata-rata hampir dua gol per satu pertandingan.
Jika ada memang ada keuntungan secara psikologi yang bisa diraih, Mourinho akan mengejarnya dengan kata-kata yang cerdik
Graham Hunter
"Ketika Mourinho tiba di Inggris dari Porto dia dengan cepat dianggap sebagai pelatih yang menyukai formasi 4-4-2 namun sebenarnya dia menerapkan taktik yang lebih cair," ujar Foot. "Dia membuktikannya di Chelsea saat menerapkan formasi 4-3-3 yang membuatnya merebut dua gelar liga Inggris. Dan hal itu diulangi di Inter sekarang.
"Dia menilai tim dan membuat satu formasi dan gaya permainan yang cocok dengan pemain yang dimilikinya."
Seperti yang diperlihatkan Inter ketika mengalahkan Chelsea di perempat final Liga Champions, Mourinho sangat mampu mengubah tim dan filosofinya jika dia yakin perubahan itu akan lebih menguntungkan mereka.
Dalam pertandingan perempat final itu, filosofi yang diterapkan adalah serangan merupakan bentuk pertahanan terbaik dengan menurunkan Eto'o, Milito, Goran Pandev dan Sneijder sebagai pemain inti yang tidak hanya membingungkan para pengkritik tetapi juga lawan.
Inter Menang 3-1 secara agregat, tapi sebenarnya skor itu bisa lebih besar lagi dan wartawan koran Guardian Inggris Richard Williams bahkan membandingkan Mourinho dengan pelatih Inter paling sukses sepanjang masa -Helenio Herrera, tokoh yang dikenal dengan nama "
Il Mago", sang pesulap.
Taktik psikologi
Seperti juga Barcelona yang akan dihadapi di semi final, Mourinho menegaskan timnya menekan lawan di seluruh lapangan, menekan barisan pertahanan dalam setiap kesempatan dan tidak memberi ruang bergerak pada pemain terbaik lawan.
Mourinho bangun mental tim dengan rasa percaya diri tinggi
"Tim Mourinho memang selalu fit dan sangat kuat," ujar Foot. "Mourinho sangat memegang prinsip bermain karena pantas. Pergerakan pemain tanpa bola yang dia harapkan sama pentingnya dengan saat menguasai bola."
Pakar sepakbola Eropa Graham Hunter mengatakan: "Dia sangat penuh perhitungan, sangat ilmiah dan semua keputusannya memiliki tujuan. Dia sangat teliti dalam menganalisa, persiapan dan merencanakan permainan sebelumnya."
Dengan demikian yang sudah pasti adalah membuat rencana untuk menghentikan pemain terbaik Barca, Lionel Messi.
"Yang diperbuat oleh Mourinho sejak hari pertama, dan ini sangat penting, adalah memberi para pemain satu alasan untuk berjuang," ujar sumber di Chelsea. "Para pemain siap melakukan lebih karena alasan itu.
"Jika anda mengikuti itu, Mourinho akan mendukung anda. Jika tidak, anda harus keluar dari klub. Tim selalu didahulukan dari kepentingan individu."
Mario Balotelli yang berbakat merasakan penerapan prinsip ini, setelah dia tidak dipakai lagi oleh Mourinho akibat berselisih. Hanya permintaan maaf terbuka setelah satu bulan diterlantarkan pemain muda ini direngkuh kembali oleh Mourinho.
Kepercayaan diri para pemain Inter meningkat sejak Mourinho menjadi pelatih dan keyakinan yang ditanamkan pelatih Portugal ke dalam timnya ini membuat mereka merasa bisa mengalahkan siapapun.
"Di bawah Mourinho kami berupaya keras memperbaiki pendekatan mental untuk meyakinkan diri bahwa kami adalah tim hebat," ujar Dejan Stankovic, sementara Sneijder mengatakan: "Jose adalah pelatih hebat. Dia tahu pasti bagaimana memimpin pemain sebagai individu dan tim.
Itu sebabnya saya tidak takut dengan pertandingan semi final ini. Dia akan memberi informasi yang tidak dimiliki orang lain. Itu kekuatan Mourinho.
Selain faktor-faktor di lapangan, Mourinho juga memiliki faktor di luar lapangan.
Perselisihan antara Mourinho dengan media Italia ternyata membuatnya semakin dicintai pendukung Inter, yang memang terbiasa dengan status sebagai musuh utama di kalangan lawan.
Menurut Foot semua itu memang sengaja dilakukan pelatih Portugal itu. "Mourinho senang berhubungan dengan media karena dia pandai memanipulasi mereka. Dia mempergunakan media untuk mengalihkan perhatian dari kegagalam timnya, mengendorkan tekanan pada pemain atau menekan para pejabat sepakbola."
Hunter menambahkan: "Tidak ada seseorang yang memanfaatkan perhatian media seperti Mourinho. Dia pernah melakuakan kesalahan sebelumnya, tetapi itu bukan tidak disengaja.
"Saat dihadapkan dengan pertandingan berat seperti hari Selasa ini, Mourinho akan mengatakan apapun yang dianggapnya akan membuat dia lebih kompetitif atau pemainnya lebih bersemangat, atau untuk mengganggu konsentrasi musuh.
"Jika ada memang ada keuntungan secara psikologi yang bisa diraih, Mourinho akan mengejarnya dengan kata-kata yang cerdik yang tidak dimiliki oleh orang lain."
Akan tetapi tidak akan ada kata-kata yang bisa menghilangkan pentingnya pertandingan semi final Liga Champions ini.
Piala Eropa ini masih merupakan prioritas utama bagi Mourinho dan pada akhirnya akan menjadi tolok ukur yang akan menjadi penilaian pada era kepemimpinannya di San Siro.
Jika ada seorang manajer yang mampu menghentikan penghancur seperti Barcelona saat ini, orang itu adalah Mourinho.